Manusia Dan Tatanan
Met siang..
Siang yang begitu panas pada tatanan alam. Membuat keluh kesah bagi seluruh makhluq yang punya pikir.
Selama mungkin manusia akan terjun didunia, selama itu manusia selalu diikuti bayang-bayang kehidupan. Manusia adalah salah satu makhluq Tuhan yang diciptakan dengan kelebihan-kelebihan tertentu dan mempunyai kekurangan-kekurangan. Tapi, tetap saja menjadi makhluq unggulan Tuhan yang dititipkan pesan sejak saat menginjakkan kaki di dunia.
Kehidupan layaknya permainan game yang diciptakan oleh Tuhan terhadap manusia agar kelak manusia mendapatkan kelayakan yang pantas dimiliki sejak ditiupkannya ruh (kehidupan) di dunia. Begitu rumit dan perlu diramut agar bahan bakar jasadiyah tidak cepat habis.
Manusia layak berjuang di alam jasadi. Dan banyak dari alam jasadi atau fisik yang begitu terbatas.
Alam dunia yang berupa serba fisik (lemah) seyogyanya perlu bantuan dari manusia lain. Begitu kiranya manusia layak menyandang status makhluq sosial yaitu makhluq gotong royong. Walaupun tidak semuanya perlu kolaborasi tapi memang tetap diperlukan.
Karena musykil jikalau banyak keterbatasan yang melekat pada badan manusia. manusia bisa hidup sendiri tanpa perlu bantuan makhluq siapapun.
Banyak elemen-elemen bekal manusia yang dititipkan oleh Tuhan terhadap manusia. Di antaranya yaitu Otak (kecerdasan), lima Panca indra, & Daya tangkap ruhani.
Manusia mempunyai nalar yang secara alamiah berkolaborasi dengan tatanan ruang kehidupan yang dijalani. Begitu bersosialisasi, manusia mampu menangkap pesan pemahaman yang sedang berlangsung (terjadi).
Panca indra mampu menangkap objek yang ada disekitar maupun dalam radius (jarak) tertentu. baik melihat, mendengar, merasakan, mencium, maupun mengecap rasa. Sebuah anugrah yang patut kita syukuri. Alhamdulillah ..
Daya tangkap ruh ini merupakan esensi alamiah manusia jika manusia pada saat mengarungi jalan keluar pada reel keretanya. Manusia perlu mendengar hati nuraninya, agar suatu perjalanan menampaki tujuan bisa cepat sampai pada tujuan atau tidak tersesat.
Kehidupan berlanjut pada pesan-pesan Tuhan yang dititipkan pada utusan agar manusia memegang prinsip tatanan hukum. Baik hukum diri, hukum keduniaan, dan hukum kesemestaan.
bersambung..
Al-faqir
Pena Misteri
Komentar