Dari Soal Pengalaman, Menulis Sampai Ide & Gagasan Para Cendekiawan dan Negarawan

 Menulis tentu membingungkan bukan?. "Yah, kalau banyak bahan yang musti harus diceritakan tetapi tidak bisa memilih satu di antara yang lain." 

Suatu ketika, saat kita baca hasil karya orang lain. Kita tentu berkeinginan menjadi seperti mereka bukan?. "Lantas, bagaimana kita bisa dititik itu?."

Banyak bagian-bagian yang harus kita pelajari dari perorangan. Maksudnya, kita jangan berfikiran langsung melihat kesuksesan mereka dititik itu. Karena, berproses tidak gampang. Langsung melihat suksesnya tanpa jerih payah, jatuh bangun, bahkan ibaratnya sampai berdarah-darah.

Kalau sudah melihat di sisi perjuangannya. Kita bisa tau darimana dulu kita berjuang.

Di era pragmatis (serba instan) kita adalah bagian orang yang selalu melihat hanya sisi enaknya atau sisi praktisnya. Tanpa melihatnya secara menyeluruh (kaffah). 

Dampak yang terjadi, kita hanya sebagai to the point langsung tanpa tau jembatan alurnya bagaimana. Ya, ini kita kembalikan lagi balik ke topik,"Njaluk e langsung dadi (mintanya langsung jadi)."

Kalau begini terus jadi repot. Repotnya kita tak tau alurnya. Bagaimana caranya/metodenya. Kok bisa sampai gitu? Tau-tau kita menikmati saja. Dalam hal ini yang saya bahas adalah menulis. Lalu, ya menulis aja dulu. Tanpa melihat yang lain dulu. 

Kalau sudah tertata rapi. Baru kita nyari-nyari bahan yang lain. Yang sekiranya kita dapat hikmah dsri suatu peristiwa. Entah itu story orang lain, entah itu dari buku, entah darimanapun. Yang bisa kita petik pelajarannya dan dapat kita share ke orang banyak.

Di masa sekarang, rugi kalau kita hanya sebagai penikmat tanpa mencoba ke hal-hal yang sebenarnya kita inginkan dari dulu. 

Kalau ingin nulis ya menulislah.. 

Kalau ingin petualang ya petualanglah..

Kalau ingin pengabdian yang mengabdilah..

Kalau ingin melanjutkan misi yang diingikan dari dulu ya lanjutkanlah.. kejar semampu kita bisa raih. 

Berjuang tidak hanya lewat tulisan. Mungkin ada dari kalian yang mempunyai cara sendiri untuk berjuang ya lakukanlah..

Hiraukan gangguan di kanan-kiri kalian.. pasti ada jalan kalau kita berjalan di sisi kebaikan yang di ridloi. Ridlo orang tua dan ridlo Tuhan sebagai sang pencipta ketentuan.

Kembali ke topik menulis. 

Kalau kita diajarkan untuk membaca (iqro'). Tentu kita perlu belajar untuk menulis atau menyuarakan ide dan gagasan.

Negarawan kita (Indonesia) tumbuh dan berjuang adalah karena hidup di antara ide dan gagasan. Sekian []

Al-faqir

Aroef (Pena Misteri)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waktu, Manusia, dan Secret System

Manusia Dan Tatanan