KESADARAN #2


Salam..

Sekarang sudah masuk hari kamis pagi pukul 03.32 WIB. Bagi sebagian orang mereka masih tidur terlelap, ada yang bangun untuk beribadah bagi yang beragama Islam, ada yang sudah beraktivitas seperti pekerja pasar yang meliputi penjual, pemasok kebutuhan (dristibutor, kuli panggu, dan pekerja lainya) yang mungkin saja bisa saya sebutkan satu persatu kalau saya selalu intens berada disana.
Saya tidak dari mereka yang saya sebutkan karena sampai jam segini saya belom tidur karena masih asyik dengan rasa penasaran saya terhadap apa yang saya ingin mengerti, lihat, dan saya serap untuk pengetahuan saya mengearungi samudra kehidupan ini. Agap saja bahasanya begitu. Yah memang agak kurang terbiasa dengan bahasa seperti itu bagi orang-orang yang membaca tulisan ini dan ada pula yang enjoy.

Pagi ini entah mengapa saya tiba-tiba bergerak hati ingin menuliskan sesuatu yang memang ku rasa perlu dituliskan dalam sebuah kalimat yang bermakna dan dapat saya cerna sendiri pada saat yang membaca ulang tulisan ini.

Ya, kalau semisal kalian membaca tulisan ini, anggap saja angin yang menerpa dan menyentuhmu dalam rasa. Dan kalau pun dirasa kurang begitu berfaidah untuk konsumsi gizi intelekmu segerakan saya sarankan enyah dari tulisan ini. Karena bisa saja nanti dapat mempengaruhi pandangan otakmu dalam posisi lain tentang secuil dunia. Dan, jangan sekali-kali beranggapan bahwa tulisan ini adalah hasil dari karya penulis. Karena penulis sejatinya hanya perantara atau alat untuk menyuarakan apa yang seharusnya perlu disuarakan. 

Jikalau elemen yang saling mendukung ini tidak saling bekerja sama saya juga tidak dapat menulis hingga seperti yang saya terangkan demikian ini.

Baik,

Setujukah kalian dengan kalimat Tanya,”Bagaimanakah kehidupan yang sebenarnya?” ; “Misterikah kehidupan didunia yang fana ini?”
Dua pertanyaan ini saya kira cukup utnuk mengetahui dasar dari sebuah perjalanan yang kita sedang jalani.

Barangkali para pembaca tau dan punya perspektif lain seputar pertanyaan yang saya ajukan. Silahkan tulis kolom komentar dan selanjutnya kalau berkenan silahkan lanjutkan membaca tulisan ini kalau memang ada poin yang berisi esensi dari sebuah tulisan yang remeh ini.

Bagaimanakah kehidupan yang sebenarnya?

Saya jawab bebas saya tanpa dasar dari pengetahuan yang terbukukan maupun stantemen orang-orang yang kelasnya sudah pakar.

Seharusnya ini pertanyaan dasar dari sebuah perjalanan manusia yang telahir seperti saya dan kalian (para pembaca). Kalau biasanya orang memaknai dasar pemikiran dengan mengetahui akar kata atau kata dasar. Ya, menurutku (secara subjektif) kehidupan berasal dari kata dasar hidup (hayat) seperti yang sedang saya lakukan ini adalah menulis dengan kesadaran yang sebener-benernya kesadaran. Ini menurut saya.

Jika kehiduoan didunia ini tanpa menggunakan kesadaran akam seperti tidak sebenar-benarnya manusia. Bahwa seharunya manusia yang diberikan enyempurnaan selayaknya wakil dari sang pencipta tentu daya hidupnya adalah kesadaran murni dalam mengarungi arti hidup dan makna hidup yang sebenarnya. Ini jawaban saya tebtang makna hidup yang sebenarnya.

Misterikah kehidupan didunia yang fana ini?

Jawaban saya ya, karena jika kita masih belum bisa melampaui diri kita dalam arti wujud yang sebenarnya wujud, manusia tidak akan pernah bisa membaca misterinya sendiri-sendiri. Pontesi manusia layak mendapatkan jawaban atas pernyaaan tersebut jiak sunggu-sungguh meresapi makna kehidupan yang mereka jalani dari mulai faham dunia sampai mengerti pelajaran yang sedang diajarkan pada kita selayangnya hamba yang selalu diajarkan lewat semua media yang telah sang pencipta hadirkan.

al-faqir

Aroef

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Waktu, Manusia, dan Secret System

Dari Soal Pengalaman, Menulis Sampai Ide & Gagasan Para Cendekiawan dan Negarawan

Manusia Dan Tatanan